Rabu, 27 Mei 2009

Belajar untuk hidup atau hidup untuk belajar?

Oleh: Adi Wirawan
Teach to Learn, Learn to share
14 Januari 2009 in Pendidikan

Dua frase yang tampak serupa tapi sebenarnya tak sama. Dua filosofi hidup yang bertolak belakang malah. Belajar untuk hidup berarti menempatkan posisi proses belajar sebagai sarana untuk bertahan hidup. Hidup untuk belajar memposisikan kehidupan sebagai ruang untuk belajar.

Mana yang benar? Seorang yang berfikir pragmatis pasti mengambil opsi pertama sebagai filosofi hidup meraka, sedang seorang idealis mengambil opsi yang kedua.

Belum menjawab pertanyaan ya?, tapi memang tidak perlu dijawab, kesemuanya adalah proses, kadang unsur pertama lebih dominan atau sebaliknya.

Terlalu abstrak ya?, misalnya kita menganut paham belajar untuk hidup, artinya hal-hal yang tidak korelatif dengan kebutuhan hidup tidak perlu dipelajari, contoh ekstrem nya seorang yang tinggal di pesisir hanya perlu belajar tentang melaut, mencari ikan. Sedang seseorang yang tinggal di wilayah daerah pertanian hanya perlu belajar cara becocok tanam.

Trus kalau kita penganut paham hidup untuk belajar, aspek-aspek korelasi praktis di atas tentu tidak penting, yang terpenting adalah memanfaatkan hidupnya untuk belajar semua hal. Raliatasnya kehidupan sering tidak memberi ruang yang cukup bagi penganut paham ini untuk bertahan hidup. Ada tuntutan dan kebutuhan praktis pada akhirnya akan memaksa dia untuk berkompromi. Pengatahuan harus terus dikembangkan disisi lain kehidupan kontemporer dalam skala mikropun harus dipertahankan karena itu bagian integral dari kehidupan yang lebih universal.

Sumber:
I:\blog-evaluasi\Belajar untuk hidup atau hidup untuk belajar « Adi Wirawan.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar