Rabu, 27 Mei 2009

Intranet / Internet

Oleh: Adi Wirawan
Teach to Learn, Learn to share
23 Juli 2008


Apasih perbedaan intranet dan internet?, bukannya sama aja?.

Wacana ini muncul ketika sekolah kami melakukan “workshop” kecil-kecilan dalam rangka persiapan tahun ajaran baru. Polemiknya mengemuka ketika ada opini yang menganggap intranet/internet yang dimaksud dalam KTSP TIK Kelas 9 adalah sama.
Masuk akal karena penggunaan garis miring berarti lebih bermakna “atau”, kalau “dan” biasanya menggunakan tanda baca koma kan (,). Cuma saya “keukeuh” bahwa intranet dengan internet itu tidak sama.
Karena itu saya nulis artikel ini karena di lingkungan sekolah hal-hal teoritis yang berkaitan dengan jaringan masih perlu penyamaan persepsi, coz, meski kelihatan sepele tapi dalam implementasinya nanti bisa berpengaruh besar.
Definisi intranet yang saya pahami sendiri adalah sebuah jaringan privat yang memanfaatkan infrastruktur internet. Misalnya protokol http, ftp, smtp dll. Ini karena pengembangan intranet terjadi setelah internet begitu populer. Jadi sederhananya intranet itu boleh dibilang internet yang diprivatisasi, meski sebenarnya nggak persis begitu.
Intranet juga bisa dibangun diluar fisik jaringan internet, misalnya pada LAN, WAN dsb. Model intranet yang seperti ini memiliki keuntungan tingkat intervensi eksternal yang rendah dan menjanjikan badwidth yang lebih besar.
Nah kembali ke masalah semula, kenapa pada kurikulum dua frase itu dipisah dengan garis miring? IMHO, itu artinya sekolah bisa mengajarkan salah satu atau keduanya sesuai dengan ketersediaan sarana yang ada. Saya membayangkan di daerah yang sulit memperoleh akses internet perlu opsi agar mereka tetap bisa memahami (kalau bisa memperoleh pengalaman langsung) mengenai komunikasi digital, komunitas online, dan akses thd pangkalan informasi.

Nah kan ada solusinya tuh, Sampai sekarang saya tidak bisa mengenyempingkan sebuah pertanyaan, kenapa jaringan lokal kurang mendapat perhatian dalam pembangunan lab sekolah. Padahal teknologinya sudah berkembang sedemikian pesat (mulai ketika yang pake kabel masih sebatas bandwidth <10 Mbps hingga sekarang Wlan yang lebih dari 100 Mbps).
IMHO, kalau kita memproporsikan secara seimbang antara jaringan lokal dan jarngan global, dunia pendidikan dasar, dan menengah bisa meraih manfaat yang sangat besar dibandingkan kondisi sekarang.
Yang terjadi sekarang, begitu sekolah sudah menyediakan sebuah lab dengan akses internet, maka kebutuhan sarana pendidikan di bidang teknologi informasi dan komunikasi dianggap sudah terpenuhi. Kemudian buat sekolah-sekolah yang belum terjangkau sepidi, harus sabar dengan PC-PC stand alone dan mengajarkan materi jaringan dan web sebatas teori.
Saya ingat sebuah kutipan dari tokoh IT sekitar 15 tahun lalu (tapi lupa namanya), “Computer without network isn’t computer”, padahal pendapat itu dikemukakan ketika teknologi jaringan masih belum begitu populer.
Up’s, mulai OOT nih, kembali ke laptop. mungkin ada komentar, “internet aja belum khatam, baru mulai dan masih menyimpan banyak polemik, sudah disodori intranet pula, inikan sekolah, bukan perguruan tinggi jurusan ilmu komputer!!!”.
Yang harus kita harus hindari sebagai pendidik adalah menanamkan persepsi atau pengetahuan yang salah buat anak didik kita, dan untuk itu sharing, research dan berdebat kadang ada manfaatnya.
Sumber: http:\blog-evaluasi\Intranet _ Internet « Adi Wirawan.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar